Senin, 27 Januari 2014

Harga semangkuk bakso


Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong. Tidak tampak sedikitpun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.
        “Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan, “gerutunya dalam hati. “ini semua pasti gara-gara Adinda sakit semalam, jadi ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!“
        Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.
        Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba- tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.
        “Mau beli bakso, Neng? Duduk saja di dalam,” sapa si tukang bakso.
        “Mau , Bang. Tapi saya tidak punya uang,” jawab Putri tersipu malu.
        “Bagaimana kalau hari ini ditraktir? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak.”
        Putri pun segera duduk di dalam tenda yang disediakan.
        Tiba – tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya. “Lho, kenapa menangis?” Tanya si abang penjual bakso.
        “saya jadi ingat ibu saya, Bang, sebenarnya … hari ini ualng tahun saya. Malah orang yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi saya makan. Saya sedih dan kecewa, Bang.”
        “wah, abang yang baru sekali aja memberi makan bias bikin terharu sampai menangis. Lha, dengan orangtua yang memberi makan tiap hari, dari bayi sangat sebesar ini, apa Neng pernah terharu begini? Jangan meremehkan orangtua sendiri, nanti Neng menyesal lho.”
        Putri seketika tersadar. “Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?”
        Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,
        “Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu kemana. Putri selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putrid pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu.”
        “ibu, maafkan Putri, Bu,”Putri  pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat – sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk Putri kesayangannya.

Dari berbagai sumber
Just share :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar