Ch’en Hsingyuan dari fuchow menceritakan cerita
ini.
Suatu
hari ada sebuah kelompok yang tidak bahagia. Beberapa dari mereka telah lulus
dari ujian negara dan menjadi pejabat tetapi beberapa orang telah diturunkan
pangkatnya. Yang lain tdk pernah berhasil lulus dalam ujian. Mereka semua
sangat tertekan dan memutuskan untuk pergi piknik ke vihara2 terkenal untuk
menghibur diri.
Ketika
mereka sampai di sana ,
Ch’en Hsingyuan sedang keluar untuk menghirup udara segar. Dia melihat seorang
petani sedang mencambuk seekor kerbau, tetapi tidak peduli bagaimana dia
mencambuknya, kerbau tersebut tidak mau bergerak. Ketika kerbau melihat ch’en
hsingyuan, dia mulai menangis. Ch’en Hsingyuan menyadari bahwa kerbau itu
menangis karena dia akan dibawa untuk disembelih, dan secara alami tidak ada
binatang yang ingin mati. Ch’en lupa akan semua kesedihan yang dia alami karena
simpati terhadap kerbau yang malang
itu. Dia bertanya kepada petani tersebut, “berapa yang kamu mau untuk kerbau
itu?”
“harganya
lima belas
gulung sutera”
Hsingyuan
kemudian masuk ke dalam, “kita tidak mempunyai uang simpanan lagi untuk piknik
kita selanjutnya, tetapi bagaimana kalau kita menggunakan uang yang ada ini
untuk sesuatu yang lebih baik?”
“apa
yang ada dalam pikiranmu?”
“mari
kita beli seekor kerbau yang diambang kematian dan membiarkan dia hidup dalam
kedamaian.”
“tetapi
kita akan menggunakan uang itu untuk piknik yang besar saat musim bunga,
tidaklah kamu ingat?”
“iya,
tetapi pesta itu hanya berlangsung selama beberapa jam dan kemudian selesai.
Kita dapat menggunakan yang sama untuk menyelamatkan sebuah nyawa. Pikirkanlah.
Pilihan mana yang kamu pikir lebih baik untuk menggunakan uang itu?”
Teman2nya
memikirkan hal itu. Hsingyuan memberi dorongan kepada mereka. “ayo kuberitahu
sesuatu, kalian ikut menyumbang untuk kerbau ini, dan ketika musim bunga tiba,
saya akan menanggung semua biaya untuk piknik. Bagaimana kedengarannya?”
“yakin?”
“kalian
dapat mempercayai kata-kata saya.”
Teman2nya
melihat bahwa tekadnya sudah bulat, lalu mereka mengumpulkan uang dan
memberikannya kepada petani itu untuk kerbaunya. Kemudian mereka memberikan
kerbau tersebut ke vihara dan kerbau tersebut menghabiskan sisa hiduonya secara
alami di sana .
Ketika
musim bunga tiba, Ch’en Hsingyuan masih seorang cendekiawan yg miskin, tetapi
janji adalah janji, maka dia menggadaikan baju terbaiknya dan membayari piknik
tersebut, seperti yang telah dijanjikan.
Tetapi
dia tidak lama menjadi cenedekiawan miskin. Tahun berikutnya dia menempati tempat
tertinggi pada ujian negara dan menjadi seorang pejabat. Tidak lama kemudian dia
telah memenangkan tempat tertinggi di pemerintahan, dan menikmati kehormatan,
kekuasaan, dan kekayaan sesuai dengan jabatannya. Dia amat yakin bahwa dia
menikmati keuntungan tersebut karena ia telah menyelamatkan kerbau yang malang itu.
Just share..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar